
Candi Ijo: Harga Tiket dan Informasi Lengkapnya
Sudah pernah mendengar nama Candi Ijo? Jika dibandingkan dengan keberadaan Candi Borobudur yang sudah sangat masyhur, candi ini memang masih terdengar asing. Padahal ada banyak sekali potensi wisata yang dimilikinya.
Pada peta wisata di Indonesia, selain pulau Bali kota Yogyakarta juga menjadi lokasi destinasi wisata favorit berikutnya. Selama berada di Yogyakarta, para wisatawan akan dapat menemukan banyak hal menarik untuk dinikmati.
Beragam kuliner masakan Jawa, wisata alam, batik, wayang serta adat istiadat Keraton adalah daya tarik Yogya. Selain itu bangunan candi juga menjadi tujuan liburan yang menyenangkan. Salah satu dari banyak candi di Yogyakarta, adalah Candi Ijo yang masih jarang sekali dikupas.
Tertinggi dan Tak Terpisahkan dari Kompleks Candi Ratu Boko
Siapa yang tak kenal dengan kemegahan Candi Borobudur, kecantikan Candi Prambanan serta eksotisme dari Candi Ratu Boko. Hampir semua wisatawan dalam dan luar negeri tahu dan mengenal ketiga candi yang ada di wilayah Yogyakarta tersebut.
Akan tetapi sejatinya selain ketiga nama candi tersohor tersebut, wilayah Yogyakarta masih memiliki banyak sekali potensi wisata candi. Sebagian besar keberadaan candi tersebut belum begitu banyak diekspos, termasuk Candi Ijo.
Nama Ijo sendiri yang diambil sebagai nama candi bukan merupakan penggambaran warna fisiknya. Ijo merupakan bahasa Jawa yang berarti hijau dan itu adalah nama bukit atau gumuk dimana candi tersebut berada, yaitu tepatnya di Desa Sambirejo, Sleman, Yogyakarta.
Berlokasi di sebelah tenggara dari Candi Prambanan, candi ini pun menjadi candi yang paling tinggi di wilayah Yogyakarta, yaitu 410 meter di atas permukaan laut. Uniknya candi di atas bukit ini merupakan bagian dari kompleks Istana Ratu Boko, yang ada di bagian Selatan.
Di sekitaran wilayah tersebut ada juga berbagai candi lain yang belum banyak diulas dan dinikmati sebagai lokasi wisata budaya. Tentu dengan keindahan alam sekitarnya, candi-candi tersebut dapat menjadi potensi wisata berkembang di masa depan.
Keindahan dan Pemandangan Unik di Candi Ijo

Daerah di sekitar candi sebenarnya merupakan tanah dengan kandungan batuan kapur di dalamnya. Itulah mengapa daerah ini merupakan lahan yang tandus dan gersang. Namun jangan salah, karena ternyata tersembunyi banyak keindahan unik untuk dinikmati di sana.
Lokasi candi yang berada di atas bukit, membuat para pengunjung candi akan dapat menikmati keindahan kota Yogyakarta. Apalagi pemandangan alam berupa teras-teras sawah layaknya lahan pertanian di tanah dengan kemiringan curam, terhampar di bawahnya.
Candi Ijo pertama kali ditemukan oleh H.E. Dorrepaal pada 1886 ini memang memberi suguhan keindahan dengan caranya sendiri meski bukan berada di alam yang subur dan sejuk. Tentu saja hal ini sangat sayang untuk dilewatkan bukan?
Dari kawasan wisata ini jika menghadap ke arah barat, pengunjung candi akan dapat melihat jelas keberadaan landasan pacu dari Bandara Adisucipto Yogyakarta. Disana akan terlihat kesibukan lalu lalang pesawat yang sedang take-off atau yang akan landing di runway.
Pemandangan yang cukup mengesankan pastinya karena tak setiap hari dan tak semua orang dapat menikmatinya.
Lokasi bandara kota Yogyakarta memang berbatasan persis dengan Pegunungan Seribu, dimana kawasan candi yang menjadi batas bagian timur bandara berada. Keberadaan candi ini pula yang menjadi alasan landasan Bandara Adisutjipto tak bisa diperpanjang ke arah timur.
Dari kawasan candi, pengunjung juga akan dapat menikmati suguhan alam sebagai bentuk kebesaran sang pencipta, yaitu momen terbenamnya matahari.
Terkenalnya keindahan sunset dari puncak bukit ini pun sukses membuat banyak wisatawan sengaja datang untuk menikmati momen itu.
Tak cukup sampai di situ, di sekitaran lokasi tepatnya di sisi barat candi, juga terdapat wisata alam lain yang sedang naik daun di media sosial Instagram, yaitu Tebing Breksi. Lokasinya tak terlalu jauh yaitu hanya sekitar 500 meter.
Tentu saja ini akan menjadi keuntungan bagi para wisatawan yang berkunjung, sebab di satu lokasi ada banyak hal yang dapat dilihat dan dinikmati dengan beragam keseruan unik.
Baca Juga : Candi Sewu: Harga Tiket dan Tips Berkunjung
Detail Bangunan Candi Ijo

Candi Ijo ini merupakan candi peninggalan agama Hindu yang diperkirakan dibangun pada sekitar 850 – 900 Masehi. Candi Ijo dibangun di masa pemerintahan raja Rakai Pikatan dan Rakai Kayuwangi dari kerajaan Mataram Kuno.
Kompleks candi merupakan bangunan dengan teras berundak. Total struktur bangunannya ada 17 buah, dengan 11 teras. Pada setiap teras diletakkan sebuah bangunan yang diurut berdasarkan kesuciannya, dimana teras tertinggi merupakan yang paling sakral.
Teras pertama merupakan halaman dari candi yang terhampar dari arah barat ke timur. Teras pertama ini juga merupakan akses untuk menuju ke pintu masuk bangunan candi. Di teras pertama ini hanya terdapat satu buah bangunan candi.
Pada teras kedua dan ketiga tidak ada bentuk bangunan apapun di dalamnya. Sedangkan pada teras keempat, sebagaimana teras pertama terdapat hanya satu buah bangunan candi.
Lalu pada bagian teras kelima, pengunjung akan dapat melihat keberadaan satu buah candi dan dua buah batur. Sedangkan pada teras keenam dan ketujuh, tidak ditemukan adanya bangunan apapun.
Pada teras ke sembilan terletak dua buah prasasti yang keberadaannya dilingkupi misteri. Pada salah satu prasasti ada kode berupa huruf F dengan tulisan Guywan atau Bluyutan yang memiliki arti pertapaan.
Sedangkan prasasti lainnya berupa sebongkah batu dengan ukuran tinggi 14 cm dan tebal 9 cm. Di dalamnya terukir mantra-mantra yang ditulis sebanyak 16 kali dan diperkirakan merupakan sebuah mantra kutukan.
Pada salah satu mantra yang dapat terbaca tertulis “Om Sarwwawinasa, Sarwwawinasa.” Diperkirakan kedua prasasti tersebut ada hubungannya dengan sebuah peristiwa dahsyat di pulau Jawa saat itu.
Akan tetapi sayangnya, hingga kini para ahli masih belum mampu untuk menguak misteri yang menjadi latar belakang pembuatan prasasti tersebut.
Sedangkan pada teras terakhir pada Candi Ijo, yaitu teras kesebelas berbentuk serupa pagar keliling dengan bangunan candi utama berukuran 18,43 x 18,45 meter, dan tinggi 16 meter serta tiga candi perwara.
Pada bangunan candi induk tersebut terdapat lambang Lingga-Yoni, yang menggambarkan Dewa Siwa menyatu dengan Dewi Parwati. Sedangkan pada sisi luar candi terdapat lengkungan-lengkungan yang berisi arca Agastya, arca Ganesa, dan arca Durga.
Kemudian pada bagian samping candi induk dan tiga buah candi perwara, terdapat delapan buah Lingga Patok yang diposisikan ke delapan arah mata angin.
Pada teras kesebelas ini juga terletak bak tempat api pengorbanan atau Homa. Di tembok bagian belakangnya, ada lubang-lubang udara atau ventilasi yang memiliki bentuk berupa jajaran genjang dan segitiga.
Keberadaan tempat api pengorbanan ini merupakan cerminan budaya khas masyarakat Hindu yang memuja Brahma. Sedangkan tiga candi perwara menunjukkan penghormatan masyarakat Hindu pada lambang Trimurti, yaitu Dewa Brahma, Dewa Siwa, dan Dewa Whisnu.
Meski merupakan candi peninggalan agama Hindu namun di candi ini juga terdapat motif kepala ganda yang biasa ada pada candi Buddha. Beberapa hal ini menunjukkan bahwa saat pembangunan candi telah terjadi akulturasi kebudayaan Hindu dan Buddha.
Pada bangunan Candi Ijo juga terdapat arca yang berbentuk sosok perempuan dan laki-laki yang melayang mengarah pada sisi tertentu. Arca ini dibangun dengan maksud untuk mngusir roh jahat sekaligus sebagai lambang persatuan antara Dewa Siwa dan Dewi Uma.
Sebenarnya ada banyak sekali arca yang ada di dalam bangunan candi, akan tetapi sebagai tindakan preventif pemerintah berinisiatif untuk menyimpannya di Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala.
Sungguh pada setiap detail dari bangunan Candi Ijo pengunjung akan dapat merasakan sebuah suguhan istimewa penuh makna. Beragam karya seni rupa hebat tanpa menyertakan identitas pembuatnya tersebut seakan menjadi pesan moral yang dalam bagi generasi modern saat ini.
Ada banyak refleksi yang sangat dalam bagi para pengunjung candi yang mampu untuk menikmatinya sehingga wisata bukanlah sekedar ajang pamer foto dan bersenang-senang belaka.
Baca Juga : Candi Ratu Boko: Harga Tiket dan Info Lokasi
Rute Menuju Candi Ijo
Rute yang ditempuh untuk mencapai lokasi keberadaan candi ijo adalah melalui ruas jalan raya Jogja-Solo. Arahkan kendaraan lurus saja hingga sampai pada pertigaan lokasi wisata Candi Prambanan.
Dari arah sini belokkan kendaraan ke arah kanan untuk masuk ke jalan Prambanan-Piyungan ke arah timur. Lurus saja hingga dapat dijumpai sebuah papan yang bertuliskan nama candi Ijo.
Dari papan nama ini, belokkan kendaraan ke arah kiri, lalu kembali ikutilah jalan yang ada. Dari titik ini, pengunjung harus menempuh perjalanan dengan jenis jalan yang menanjak dan lumayan curam.
Untuk menjangkau lokasi Candi Ijo, para wisatawan hanya akan menempuh jarak sejauh 19 Km saja dari kota Yogyakarta. Jarak tempuh sejauh itu hanya membutuhkan waktu kurang lebih 50 menit berkendara. Sangat dekat bukan?
Hanya saja karena letak candi yang berada di area perbukitan, maka perjalanan untuk menuju lokasi menjadi sebuah perjuangan yang cukup memacu adrenalin. Rute paling menantang untuk ditaklukkan pengunjung adalah ketika sudah mulai memasuki wilayah Desa Sambirejo.
Mulai area ini sebagian besar jalan yang harus dilalui oleh pengunjung merupakan jalan tanjakan yang cukup curam.
Itulah mengapa sangat dianjurkan bagi para pengunjung untuk melakukan pemeriksaan terhadap kelayakan kendaraannya masing-masing sebelum meluncur ke lokasi wisata yang satu ini.
Baca Juga : Candi Prambanan: Harga Tiket dan Lokasi
Harga Tiket Masuk Candi Ijo
Dengan beragam keindahan yang dapat dinikmati oleh para pengunjung, baik mulai dari karya seni pada bangunan candi hingga bentangan alam sekitarnya yang indah dan unik, harga yang dibanderol untuk dapat masuk ke lokasi wisata ini terbilang sangat ekonomis sekali.
Oleh karena itu tak perlu heran jika lokasi wisata budaya dan alam yang satu ini akan selalu ramai didatangi oleh para pengunjung. Mengingat biaya yang dikeluarkan tak menguras kantong.
Harga tiket yang harus dikeluarkan oleh para pengunjung hanyalah sebesar Rp. 5.000 saja per orang. Selain itu pengunjung juga akan diminta untuk mengisi buku tamu yang ada pada meja petugas jaga di sana.
Sedangkan untuk biaya penitipan atau parkir kendaraan di wilayah lokasi wisata candi Ijo, para pengunjung akan dibebankan biaya sebesar Rp. 2.000 untuk sepeda motor. Sedangkan mobil adalah sebesar Rp. 5.000 untuk setiap unitnya.
Begitu banyak kekayaan budaya hasil warisan nenek moyang yang dapat dinikmati. Semua itu tentu menjadi tanggungan bersama untuk menjaga kelestariannya. Hal ini tentu tak berlaku hanya untuk Candi Ijo saja, namun bagi semua kekayaan nusantara lainnya.
Demikianlah beberapa ulasan mengenai Candi Ijo yang memiliki pemandangan indah dan bisa anda gunakan untuk menyaksikan sunset dari ketinggian. Sehingga tidak rugi melakukan perjalanan jauh-jauh demi destinasi wisata impian anda.