
Tamansari Jogja: Tiket Masuk, Lokasi dan Sejarah
Tamansari Jogja merupakan destinasi wisata bersejarah yang sangat ikonik di kota Jogja. Menjadi tujuan para wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri yang tertarik dengan sejarah masa lalu kota Yogyakarta.
Meskipun namanya adalah taman, namun pesonanya dari taman ini bukanlah melulu tentang tanaman bunga yang indah seperti di dalam dongeng. Melainkan juga pesona bangunan masa lalu yang megah dengan perpaduan budaya Portugis dengan Jawa yang sangat unik.
Namun sayangnya karena pandemi yang melanda dunia akhir-akhir ini, tidak lagi bebas berkunjung untuk menikmati keindahannya. Rombongan dibatasi hanya 10-14 orang saja dengan satu orang pemandu yang wajib menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
Kisah Berdirinya Tamansari Jogja
Taman sari Jogja ini merupakan bangunan yang dibangun diatas reruntuhan pesanggrangan Garjiwati yang merupakan keraton yang lama. Dibangun oleh Sultan Hamengkubuwono yang pertama pada tahun 1758 yang lampau. Dengan luas 10 hektar lebih dan dilengkapi dengan 57 bangunan yang unik dan megah.
Bangunan-bangunan tersebut meliputi danau buatan beserta pulaunya, kolam pemandian, kanal air dan lorong bawah tanah. Pesona bangunan masa lampau yang menunjukkan budaya bangsa Jawa akan membuat pengunjung merasa betah dan merasa kurang waktu sehari mengelilinginya.

Dibangun tepat setelah proses penandatanganan perjanjian Giyanti yang dibuat pada tahun 1755 karena perpecahan dalam keraton. Perpecahan ini telah membuat mataram terbelah menjadi dua, yang sekarang adalah Kesultanan Yogyakarta dan Kesultanan Surakarta.
Tujuan dibangunnya Tamansari sendiri adalah untuk membuat hati menjadi damai sembari beristirahat keluarga kerajaan. Pada masa lalu juga memiliki fungsi untuk benteng pertahanan saat musuh datang menyerang.
Juga menjadi tempat pemandian raja dan bercengkerama keluarga kerajaan. Itulah sebabnya banyak sekali bagian dari tempat wisata ini, yang masih menjadi bagian dari keraton kasultanan Jogja sampai hari ini.
Dipengaruhi oleh arsiteknya yang berkebangsaan Portugis bernama Demang Tegis, sehingga bangunan pada Tamansari ini lebih terlihat dominan gaya Portugis dibandingkan dengan gaya Jawa. Untungnya simbol-simbol Jawa tetap melekat menjadi ornament indah, sehingga berpadu dengan sempurna.
Pada mulanya proyek ini dipimpin oleh Tumenggung Mangundipuro, namun di tengah-tengah pembangunan mendadak beliu mengundurkan diri dari tugasnya. Sehingga diteruskan oleh Pangeran Notokusumo sebagai penanggung jawabnya.
Mengenai biaya pembangunan, konon semuanya menjadi tanggungan Tumenggung Prawirosentiko yang pada masa itu memimpin kabupaten Madiun sebagai Bupati. Dengan imbalan saat itu, seluruh warga kabupaten Madiun terbebas dari kewajiban membayar pajak.
Lokasi dan Rute Menuju Tamansari Jogja
Lokasi menuju taman yang menjadi simbol peninggalan masa lalu Keraton Jogja ini tidaklah sulit untuk ditemukan. Karena posisinya yang masih berada dalam kawasan kota Jogja. Tepatnya ada di jalan Tamanan, Patehan Keraton, kira-kira posisinya adalah 300 meter di samping barat Keraton Yogyakarta.
Sehingga saat kamu berjalan-jalan ke keraton Jogja, kamu dapat mengunjungi Tamansari dengan menghabiskan waktu 15 menit saja. Bisa dicapai dengan jalan kaki sembari berjalan-jalan menikmati suasana kota Jogja. Atau naik kendaraan umum yang dapat dengan mudah diakses saat malas berjalan.
Namun ketika kamu berkunjung dengan membawa kendaraan sendiri, maka dapat mulai mengunjunginya dengan menuju pusat alun-alun selatan. Kemudian menuju kearah barat untuk lewat Jl. Patehan Lor. Setelah itu saat menemukan Jl. Taman bisa masuk, sampai menemukan gerbang Tamansari.
Jam Buka dan Harga Tiket Masuk Tamansari Jogja
Ketika kamu tertarik untuk mengunjungi Tamansari ini, maka kamu dapat berkunjung pada jam operasional. Biasanya jam operasionalnya adalah jam 8 pagi sampai jam 2 siang. Dengan membayar Rp. 13.000,- saja per kepala dan itu sudah include biaya tur guide.
Sebagai kawasan wisata sekaligus cagar budaya yang sudah sangat lama, tentunya sudah dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk mendukung kenyamanan pengunjung. Sehingga semua yang datang akan merasa nyaman.
Beberapa fasilitas yang tersedia adalah toilet, daerah parkir yang cukup luas, pemandu wisata, tempat makanan dan minuman dan juga lengkap dengan toko souvenir. Sehingga kamu tidak perlu khawatir untuk mencari oleh-oleh sepulang dari sini.
Baca Juga : Situs Warungboro Jogja
Pesona Paling Menawan dari Tamansari Jogja

Meskipun sudah sering melihat liputan destinasi wisata sejarah ini di televisi atau chanel Youtube, namun tidak akan afdol kalau tidak datang sendiri. Menikmati peninggalan masa lalu yang begitu megah dan bersejarah.
Namun sebelum memutuskan datang sebaiknya menyiapkan fisik yang kuat dan sehat. Karena untuk menyusuri seluruh bagian akan terasa melelahkan. Lalu apa saja imbalan yang didapatkan setelah berlelah-lelah. Untuk mencermatinya bisa menyimak uraian berikut ini:
1. Bangunan Bersejarah yang Kokoh dan Tegar
Taman Sari Yogyakarta memiliki beragam bangunan dan gapura yang sangat megah dengan simbol-simbol tertentu khas Jawa yang menggambarkan peradaban masa lalu. Beberapa bangunan tersebut adalah, Gapura Agung, Gapura Panggung, Gedung Kenongo, lorong bawah tanah dan lain sebagianya.
Bangunan yang berusia ratusan tahun ini dindingnya sudah tampak menghitam, meskipun sudah direnovasi beberapa kali karena faktor usia. Gapura-gapura ini menjadi spot foto yang disukai oleh para pengunjung saat datang berwisata.
2. Berbagai Kolam Dengan Beragam Fungsi di Tamansari Yogyakarta
Pasiraman Umbul Binangun merupakan salah satu keunikan khas Tamansari yang mungkin tidak ditemui di tempat lain, karena taman ini tidak hanya sekedar hiasan saja. Melainkan memiliki fungsinya masing-masing bagi penghuni istana.
Kolam yang pertama adalah umbul pamuncar yang fungsinya adalah tempat mandi para selir raja. Ketika para selir mandi, raja akan memperhatikan para selirnya dari sebuah menara yang terletak di dekat pintu gerbang.
Setelah itu raja akan melemparkan bunga kantil yang wangi kearah para selirnya yang tengah bercengkerama di umbul pamuncar tersebut. Selir yang beruntung terkena lemparan raja, akan diajak untuk mandi bersama raja ke Umbul Panguras.
Kemudian umbul yang kedua adalah umbul Kawitan yang digunakan sebagai tempat mandi putra-putri raja. Dan umbul yang ketiga adalah Umbul Panguras yang fungsinya sebagai tempat mandi raja bersama selir yang dipilihnya.
Di setiap sudut kolam terdapat tempat yang digunakan untuk menyalakan dupa yang wangi. Dupa ini akan dinyalakan untuk mengiringi para Raja, selir dan juga putra-putrinya saat sedang mandi. Mandi di kolam dengan air mancur yang berbentuk kepala naga dan dikelilingi pot sebagai hiasannya.
3. Sumur Gumuling yang Memiliki Masjid di Bawah Tanah

Sumur Gumuling ini juga menjadi spot foto favorit dari pengunjung, karena bukan sumur sembarang sumur, melainkan juga sebuah masjid yang terletak di bawah tanah. Selain tempat ibadah juga menjadi tempat bersembunyi keluarga raja saat ada bahaya menyerang kerajaan.
Masjid yang dikelilingi dengan lima buah tangga ini memiliki makna sebagai gambaran tentang jumlah rukun Islam. Dengan bentuk melingkar hingga 360 derajat, sebanyak dua tingkat bagian tengah dari sumur ini memiliki lubang.
4. Lorong Bawah Tanah Tamansari
Lorong bawah tanah tamansari, merupakan lorong sepanjang 45 meter yang menghubungkan Pulo Panembung dan Pulo Kenanga. Ini merupakan objek wisata terakhir yang akan kamu lihat ketika memasuki wisata taman sari.
Yang perlu di ketahui jika kamu adalah seorang yang aktif di media sosial adalah lokasi ini merupakan tempat yang paling instagramble, sangat banyak orang yang ingin berburu foto disini. Jadi kamu harus pintar-pintar mengambil kesempatan dan angle kamera untuk mendapatkan foto yang bagus.
Ketika berlibur ke kota pendidikan yang sangat ramah ini, rasanya akan sangat rugi kalau tidak berkunjung ke Tamansari Jogja. Selain berwisata juga menambah wawasan tentang bangunan bersejarah yang ada di Indonesia.